Ayah Habisi Nyawa Anaknya di Sumsel
Arto yang berumur
65 tahun nekat menghabisi nyawa putranya sendiri, Sulandi yang berumur 30
tahun, di Organ Komring Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan. Pembunuhan ini dilatarbelakangi
rasa kesal karena sang anak menolak saat disuruh memanak nasi.
Peristiwa
bermula ketika sang ayah baru saja pulang dari kebun di Desa Ulak Pandan, OKU
Selatan. Saat itu sang ayah yang merasa lelah meminta anaknya untuk masak nasi,
tetapi ditolak mentah-mentah. Usai ditolak,
ayah tersebut merasa kesal dan langsung memarahi anak bungsunya itu. Sang anak
tidak terima, dan langsung mendorong ayahnya sampai terjatuh dan menantangnya
untuk berkelahi. Ayahnya yang
merasa lelah baru pulang dari kebun ini merada kesal karena telah ditantang
anaknya. Sang Ayah langsung pergi ke dapur untuk mengambil pisau dan menusuk si
anak sampai meninggal.
Kapolres
OKU Selatan, AKBP Fery Harahap, mengatakan "Anaknya ini masih lajang, dia
anak bungsu. Jadi memang tinggal di rumah itu bersama orangtuanya dan meninggal
dengan 4 luka tusuk di dada.".
Usai menerima
laporan dari warga sekitar telah terjadi keributan dan menyebabkan satu orang
tewas. Polisi langsung datang ke lokasi dan mengamankan sang ayah. Dari hasil pemeriksaan sementara, sang ayah tersebut mengakui jika
membunuh putranya. Hal itu dilakukan karena sang anak menolak memanak nasi dan menantang
dirinya untuk berkelahi.
Atas
perbuatannya, Arto kini ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di sel
tahanan Polres OKU Selatan. Dia dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan
dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Tanggal berita : Rabu, 18 Juli 2018
Sumber berita : https://news.detik.com/berita/d-4120460/ayah-habisi-nyawa-anaknya-di-sumsel?_ga=2.4418163.1923606133.1538454874-1430296576.1538144862
Sumber berita : https://news.detik.com/berita/d-4120460/ayah-habisi-nyawa-anaknya-di-sumsel?_ga=2.4418163.1923606133.1538454874-1430296576.1538144862
Tanggapan, "Dilihat dari berita tersebut sang anak tidak memiliki rasa
patuh/hormat terhadap orangtua, menolak secara mentah-mentah merupakan sikap
durhaka kepada kedua orangtua. Hanya sekedar memanak nasi, apasalahnya
bagi kita seorang anak untuk memanak nasi, karena jelas sang ayah kelaparan sepulang
kerja dan ayah pasti akan meminta tolong kepada kita sebagai seorang anak. Dan
dalam berita tersebut, sang ayah juga memiliki kesalahan yang fatal karena
tidak memiliki kontrol emosi yang baik, tidak seharusnya membalas perilaku anak
durhaka dengan menghilangkan nyawa anaknya sendiri. Karena tiap orang juga akan
berubah menjadi lebih baik lagi, jika orang tersebut mempunyai keinginan yang
kuat untutk berubah."
Komentar
Posting Komentar