Layanan-Layanan Teknologi Informasi (ITSM)
sumber : https://www.biznetgio.com/news/kinerja-layanan-lebih-unggul-dengan-database-managed-service |
Pengertian
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Layanan Teknologi
Informasi atau IT Service Management ?
Manajemen layanan teknologi informasi (Information Technology
Service Management (ITSM)), adalah sebuah sistem dari manajemen rantai pasokan
yang menghubungkan sales perusahaan dengan pelanggan atau metode pengelolaan
sistem teknologi informasi yang terpusat pada perspektif konsumen layanan
teknologi informasi terhadap bisnis perusahaan.
Tujuan
Tujuan dari manajemen layanan teknologi informasi adalah
untuk memaksimalkan layanan rantai pemasok di saat mereka lebih kompleks
dibanding rantai pasokan barang jadi. Selain itu, manajemen layanan juga dapat
mengurangi pengeluaran biaya yang tinggi dengan mengintegrasi produk dan layanan
dan menjaga level persediaan lebih kecil.
ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen
teknologi informasi (kadang disebut operations architecture, arsitektur
operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses
pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari ITSM ini
sendiri, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan
pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus
perhatiannya.
Sebuah institusi / organisasi dalam menjalankan Teknologi
Sistem Informasi (System IT) terdapat tiga pilar utama (triangle pilars) keberhasilan
penerapan TI, yaitu :
1. People, mencakup pelanggan, pengguna, pengelola TI,
pengelola management.
2. Process, mencakup metodologi, petunjuk pelaksana dalam
hal ini adalah ITSM.
3. Technology (Product), mencakup tools, teknologi dan
produk TI.
Alat yang digunakan untuk mengaplikasikan service management disebut dengan service manager. Service manager menyediakan platform yang terintegrasi untuk mengadaptasi langkah terbaik dalam organisasi IT, bagaimana mengelola ancaman, problem dan penanganan terhadap masalah yang timbul ketika perusahaan menggunakan IT.
1. Information
Technology Infrastructure Library (ITIL)
2. Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
3. Software Maintenance Maturity Model
4. PRM-IT IBM's Process Reference Model for IT
5. Application Services Library (ASL)
6. Business Information Services Library (BISL)
7. Microsoft Operations Framework (MOF)
8. eSourcing Capability Model for Service Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.
ITIL menawarkan peluang yang signifikan untuk penyederhanaan
dan stadarisasi di seluruh partner dagang. ITIL menyediakan proses dan model
untuk membantu penyedia layanan untuk bekerja dengan bisnis mereka, pelanggan,
user dan pemasok untuk membuat keputusan bisnis mengenai peluang investasi,
optimalisasi baya, manajemen resiko, dan prioritas untuk perbaikan.
Dengan mengadopsi
lifecycle layanan ITIL, organisasi atau perusahaan dapat berfokus pada
pemberian nilai kepada pelanggan dengan cepat dapat menyesuaikan perubahan
bisnis dan TI.
Alat yang digunakan untuk mengaplikasikan service management disebut dengan service manager. Service manager menyediakan platform yang terintegrasi untuk mengadaptasi langkah terbaik dalam organisasi IT, bagaimana mengelola ancaman, problem dan penanganan terhadap masalah yang timbul ketika perusahaan menggunakan IT.
Kerangka Kerja
Didalam ITSM ini terdapat beberapa kerangka kerja (framework)
yang dapat digunakan, contoh kerangka kerja yang tersedia pada ITSM adalah
sebagai berikut.
2. Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
3. Software Maintenance Maturity Model
4. PRM-IT IBM's Process Reference Model for IT
5. Application Services Library (ASL)
6. Business Information Services Library (BISL)
7. Microsoft Operations Framework (MOF)
8. eSourcing Capability Model for Service Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.
Didalam paper ini, akan dijelaskan mengenai beberapa framework
diatas, yaitu ITIL, COBIT dan MOF, berikut penjelasannya :
ITIL
sumber : http://rezicaarighisutardi.blogspot.com/2017/05/perbandingan-framework-itil-cobit-dan.html |
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah
best practice famework yang mampu
meningkatkan layanan atau computing service didalam sektor Teknologi Informasi.
Dimana ITIL framework ini dikembangkan oleh British Central Computer &
Telecommunications Agency, yang juga bergabung dengan UK Office of Government
Commerce (OGC) pada tahun 2001 Zegers,2006; Wegmann, 2008.
ITIL memberikan sekumpulan prosedur board of management, yang
diterapkan kepada seluruh aspek dari infrastuktur Teknologi Informasi, yang
memampukan organisasi untuk dapat mengelola operasional teknologi informasinya.
Framework ITIL dari tahun 2001 sampai sekarang pun terus
berkembang, mulai dari 2 modul hingga 5 modul dengan minor revision. Inti dari
ITIL v3 berisi 5 publikasi atau modul, yang mana masing – masing memberikan
arahan pada tahap yang spesifik dalam siklus mengelola layanan (Service
Management Lifecycle), yang diilustrasikan dalam skematik.. Berikut modul ITIL
pada v3 :
sumber : https://essam342.wordpress.com/2016/04/18/ulasan-framework-information-technology-infrastructure-library-itil/ |
ITIL
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Pelayanan ITIL
yang sudah terbukti dan digunakan secara global
ITIL memberikan konsep umum dan istilah dalam serangkaian
best practice terintegrasi yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
siklusnya secara berkelanjutan. Organisasi di seluruh dunia telah menunjukkan
bahwa mereka dapat beradptasi dan menyesuaikan
ITIL sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
2. Peningkatan
kepuasan dan hubungan pelanggan dengan perusahaan.
ITIL dirancang untuk membantu setiap orang untuk memusatkan
perhatian mereka pada kebutuhan pelanggan dan pengalaman user daripada terlalu
berfokus kepada masalah teknologi.
3. Kualitas
layanan yang lebih baik
Dengan mengadopsi konsep yang sudah terbukti, penyedia
layanan dapat dengan mudah memberikan layanan secara konsesten denga tingkatan
layanan yang sudah disepakati, efisien dan efektif. Tim support dapat memberikan
layanan dengan cepat, mengurangi downtime dan gangguan.
4. Optimalisasi
penyediaan layanan di seluruh supply chain
5. Keunggulan
kompetitif melalui value creation dan agile change
6. Produktifitas
yang lebih baik bagi perusahaan
7. Peningkatan
quality control
8. Pemanfaatan
skill dan pengalaman dari karyawan dengan lebih maksimal
8. Pemanfaatan
standar industri untuk penyediaan layanan TI berkualitas tinggi sesuai dengan
implentasi perusahaan berskala kecil maupun berskala besar
ITIL
memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Konsep dari
ITIL yang komprehensif dalam sifatnya dan penggunaan yang lus dapat menyebabkan
biaya yang cukup besar.
2. Versi 3 dari
ITIL mencakup keseluruhan lifecycle sehingga tidak mudah dimengerti, dimana
versi 2 dari ITIL hanya berfokus pada produksi dan support untuk proses
sederhana sehingga lebih mudah untuk dimengerti.
3. Buku-buku
ITIL terlalu mahal sehingga tidak terjangkau bagi pengguna non-komersial.
4. Implementasi
dan credentialing dari ITIL membutuhkan pelatihan khusus
5. ITIL
mendapat kritikan dari beberapa profesional ICT mengenai sifatnya yang
subjektif dan emotional degradation yang berkaitan dengan perubahan work
practice
6. ITIL
bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tatakelola TI
7. Biaya
sertifikasi ITIL terlalu tinggi (Zahid, 2009)
COBIT
sumber : https://www.orbussoftware.com/blog/enterprise-architecture-and-cobit-5/ |
Control Objectives For Information and Related Technology
(COBIT) merupakan suatu panduan standart praktik dari manajemen teknologi
informasi yang menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT
governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola
risiko-risiko yang berhubungan dengan IT. Cobit telah menyediakan kerangka IT
governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik
proses bisnis, user dan auditor.
COBIT sendiri mempunyai beberapa cangkupan domain, yaitu :
- Perencanaan
dan organisasi (plan and organise)
- Pengadaan dan
implementasi (acquire and implement)
- Pengantaran
dan dukungan (deliver and support)
- Pengawasan
dan evaluasi (monitor and evaluate)
COBIT dikenal luas sebagai standard defacto untuk kerangka
kerja tata kelola TI (IT Governance) dan yang terkait dengannya. Di sisi lain
standard/framework ini terus berevolusi sejak pertama kali diluncurkan di 1996
hingga rilis terakhir yaitu COBIT 5 yang diluncurkan pada Juni 2012 yang lalu.
Pada setiap rilisnya, kerangka kerja ini melakukan pergeseran-pergeseran
beberapa paradigma.
COBIT berorientasi proses, dimana secara praktis COBIT
dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi
mencapai tujuannya dengan memanfaatkan TI. COBIT memberikan panduan kerangka
kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas
sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam
organisasi.
COBIT 5 memiliki Prinsip dan Enabler yang bersifat umum dan
bermanfaat untuk semua ukuran perusahaan, baik komersial maupun non-profit
ataupun sektor publik, berikut penjelasanya:
1. Meeting stakeholder needs
Berguna untuk pendefinisan prioritas untuk implementasi,
perbaikan, dan jaminan. Kebutuhan stakeholder diterjemahkan ke dalam Goals
Cascade yang menjadi tujuan lebih spesifik, dapat ditindaklajuti dan
disesuaikan dalam konteks : tujuan perusahaan (Enterprise Goal), tujuan yang
terkait IT (IT-related Goal), dan tujuan yang akan dicapai enabler (Enabler
Goal). Selain itu sistem tata kelola harus mempertimbangkan seluruh stakeholder
ketika membuat keputusan mengenai penilaian manfaat, resource dan risiko.
2. Covering enterprise end-to-end
Bermanfaat untuk mengintegrasikan tata kelola TI perusahaan
kedalam tata kelola perusahaan. Sistem tata kelola TI yang diusung COBIT 5
dapat menyatu dengan sistem tata kelola perusahaan dengan mulus. Prinsip kedua
ini juga meliputi semua fungsi dan proses yang dibutuhkan untuk mengatur dan
mengelola TI perusahaan dimanapun informasi diproses. Dalam lingkup perusahaan,
COBIT 5 menangani semua layanan TI internal maupun eksternal, dan juga proses
bisnis internal dan eksternal.
3. Applying a single intergrated framework
Sebagai penyelarasan diri dengan standar dan framework
relevan lain, sehingga perusahaan mampu menggunakan COBIT 5 sebagai framework
tata kelola umum dan integrator. Selain itu prinsip ini menyatukan semua
pengetahuan yang sebelumnya tersebar dalam berbagai framework ISACA (COBIT, VAL
IT, Risk IT, BMIS, ITAF, dll).
4. Enabling a holistic approach
Yakni COBIT 5 memandang bahwa setiap enabler saling
memperngaruhi satu sama lain dan menentukan apakah penerapan COBIT 5 akan
berhasil. Enabler didorong oleh Jenabaran tujuan.
5. Separating governance from management
COBIT membuat perbedaan yang cukup jelas antara tata kelola
dan manajemen. Kedua hal tersebut mencakup brbagai kegiatan yang berbeda,
memerlukan struktur organisasi yang berbeda, dan melayani untuk tujuan yang
berbeda pula.
COBIT
memiliki beberapa kelebihan :
1. Efektif dan Efisien
Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan
dengan proses bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar,
konsisten, dan berguna.
2. Rahasia
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang
tidak bertanggung jawab.
3. Integritas
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah
informasi.
4. Ketersediaan
Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan
oleh proses bisnis sekarang dan masa
depan.
5. Kepatuhan Nyata
Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk
manajemen.
COBIT
memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan
panduan implementasi operasional. Dalam
memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan operasional, maka perlu diadopsi
berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL (The Information Technology
Infrastructure Library) yang merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan TI
yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.
COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan
namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL
misalnya.
Microsoft Operations Framework (MOF)
sumber : https://rizamuztauf.blogspot.com/2019/07/makalah-perbandingan-microsoft.html |
MOF merupakan produk dari Microsoft. MOF terdiri dari best
practice, prinsip, dan kegiatan yang memberikan panduan komprehensif untuk
mencapai kehandalan untuk solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI). MOF berisi
pertanyaan dan kegiatan yang dapat merumuskan penentuan kebutuhan organisasi
agar organisasi berjalan efisien dan efektif di masa yang akan datang.
Dalam MOF ini tedapat beberapa versi yang sekarang sudah
mencapai versi 4.0. perbedaan dengan versi sebelumnya yaitu 3.0 adalah
- Menetapkan siklus yang lengkap
untuk membuat keputusan untuk layanan TI, memiliki peta untuk membuat
kuputusan, jenis kegiatan yang dilibatkan dalam penyediaan layanan TI dan kapan
kegiatan harus terjadi
- MSF ini membuat hubungan antara
pengembang dan operasi terintegrigas dalam siklus hidup TI
- Menyediakan cara yang jauh lebih
baik untuk memperibangkan peran akuntabilitas disekluruh siklus
- Terdapat tata kelola, manajemen
resiko dan kebijakan serta kepatuhan dalam MOF 4.0
- Materi jauh lebih ramping dan
berfokus pada konsep-konsep penting
Tujuan dari MOF 4.0 ini adalah panduan yang praktis dalam
memberikan konsep yang tepat dan komunitas secara terus menerus menegembangkan
dan memperluas penerapan konsep ini melalui diskusi contoh dan bantuan
pekerjaan
MOF memiliki
beberapa kelebihan :
- Mengurangi resiko
- Dapat mengenali dampak yang akan terjadi dengan kebijakan
yang ada
- Mengantisipasi dampak dari bencana
- Mencegah masalah kinerja
- Dapat beradaptasi dengan kebutuhan bisnis baru
MOF memiliki
beberapa kelemahan, yaitu:
1. Kurangnya pemahaman bahasa pemrograman
Jika Anda bekerja menggunakan kerangka kerja dan hanya
mengetahui sedikit tentang bahasa pemrograman yang digunakan dibaliknya, maka
Anda hanya mempelajari mengenai kerangka tersebut. Sehingga pemahaman
mengenai bahasa pemrograman menjadi
tidak berkembang.
2. Memiliki batasan
Dalam penggunaannya, kerangka ini juga memiliki beberapa
batasan yang tidak dapat Anda modifikasi. Sehingga Anda harus bekerja sesuai
dengan standar yang digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, ketika
mengembangkan sebuah aplikasi, Anda harus menggunakan kerangka kerja yang
sesuai dengan kebutuhan Anda.
3. Kode Publik
Karena bersifat publik, maka kode dapat digunakan siapa saja
termasuk pihak-pihak yang mempunyai niat buruk. Mereka dapat mempelajari cara
kerja kode untuk menemukan kelemahan untuk menyerang Anda.
Sumber :
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-manajemen-layanan-teknologi-informasi-atau-it-service-management/15025
http://deasheilamatulessy.blogspot.com/2019/03/manajemen-layanan-teknologi-informasi.html
https://it.proxsisgroup.com/pendorong-utama-pentingnya-it-service-management/
http://hutomoyudanesia.blogspot.com/2016/04/it-service-management.html
https://turundarilangit15.blogspot.com/2018/04/kerangka-kerja-framework-pada-itsm.html
https://itgid.org/framework-cobit/
http://bimaranggawisnu.blogspot.com/2016/04/cobit-control-objectives-for.html
http://riscohernando.blogspot.com/2018/04/salah-satu-kerangka-kerjaframework-yang.html
https://www.logique.co.id/blog/2019/04/23/kelebihan-dan-kekurangan-framework/
Komentar
Posting Komentar