Service Management System
sumber :https://www.manageengine.com/products/service-desk/itsm/ |
Service Portfolio Management
sumber : http://www.ruangfreelance.com /step-by-step-resep-antigagal-untuk- memulai-bisnis-freelance/ website-dan-portfolio/ |
Service
portfolio management merupakan proses pengelolaan layanan untuk memastikan
bahwa stikan layanan telah didefinisikan secara
jelas.
penyedia layanan memiliki pengelolaan yang tepat serta mema
Service
portfolio management (SPM) memiliki
beberapa tujuan, diantaranya :
·
Untuk
mengembangkan dan mempertahankan portofolio layanan yang menyediakan gambaran
lengkap dari semua layanan termasuk status mereka.
·
Untuk
menetapkan kondisi dan persyaratan untuk dimasukkan layanan baru dalam
portofolio layanan.
·
Untuk
memastikan katalog layanan dikembangkan dan dikelola sebagai bagian dari
portofolio, dan menyetujui aturan untuk mentransfer layanan ke katalog layanan
mereka pindah ke transisi dan keluar dari katalog dan ketika mereka bergerak ke
pensiun.
·
Untuk
memastikan portofolio layanan memenuhi fungsional dan kinerja kebutuhan
pengguna dan kinerja, ketersediaan dan keamanan bertemu setuju persyaratan.
·
Untuk
memastikan bahwa laporan manajemen yang diproduksi sesuai dengan yang telah
disepakati persyaratan pelaporan.
Dalam
service portfolio management terdapat beberapa tahapan untuk menghasilkan
service portfolio yaitu : process initiation,
define, analyse, approve, dan charter. Berikut penjelasannya :
1.
Process
initiation, yaitu dengan melakukan
inisiasi masukan yang digunakan dalam pembuatan service portfolio management .
2.
Define,
yaitu mendefinisikan hasil yang diinginkan ruang dan garansi dari layanan yang
diberikan.
3.
Analyse,
yaitu menunjukkan apakah layanan yang diberikan mampu mengoptimalkan nilai dan
menyeimbangkan permintaan dan penawaran .
4.
Approve,
yaitu memastikan setiap layanan dan sumber daya yang cukup untuk antisipasi
layanan yang diberikan.
5.
Charter,
yaitu memastikan bahwa semua stakeholder, pengembang, tester dan staf pemahaman
yang sama tentang apa yang akan dibangun, kapan, dan berapa banyak biayanya.
Dari semua tahap
di atas, proses service portfolio management menghasilkan keluaran service
portfolio dan mekanisme pengelolaan layanan TI.
Service portfolio
merupakan daftar layanan yang dibuat oleh penyedia layanan dan merupakan hasil representasi
dari siklus hidup pelayanan. Service portfolio merupakan dokumen terstruktur yang
terdiri atas tiga komponen, yaitu :
1.
Service
pipeline yang merupakan jenis-jenis pelayanan yang masih dalam fase
pertimbangan atau pengembangan, tetapi belum disediakan bagi pelanggan.
2.
Service
catalogue merupakan jenis-jenis pelayanan yang aktif, termasuk pelayanan yang
dalam pengembangan namun bisa diimplementasikan. Service catalogue digunakan
untuk mendukung pelayanan TI. Jenis-jenis pelayanan yang masuk ke dalam
kategori ini merupakan pelayanan yang telah diperhitungkan biayanya dan
resikonya.
3.
Retired
service merupakan jenis pelayanan yang sudah tidak dipergunakan lagi, jenis
pelayanan yang ada di kategori ini masih digunakan pada pelanggan lama yang
pernah menerima layanan tersebut atau pelanggan yang masih memiliki perjnjian
bisnis.
Service Level Management
sumber : https://iuceservicedesignitil.wordpress.com/service-level-management/ |
Service level
management (SLM) atau layanan manajemen tingkat adalah pelayanan dari hubungan
antara penyedia layanan IT dan pelanggannya untuk memastikan bahwa layanan
sepenuhnya menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis dan memenuhi persyaratan
pelanggan fungsi, ketersediaan dan kinerja. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa tingkat layanan negosiasi dan setuju dengan pelanggan dan semua layanan
disampaikan ke tingkat layanan yang telah disetujui yang didefinisikan di dalam
indikator kinerja yang telah disepakati.
Bebrapa kegiatan
pokok dari SLM, antara lain :
·
Mengembangkan
dan bernegosiasi SLA dengan pelanggan.
·
Menjamin
SLA didukung oleh internal (OLAs) dan eksternal (UCs) perjanjian yang mendukung
pencapaian tingkat layanan yang telah disetujui.
·
Bertindak
sebagai jembatan antara penyedia layanan TI dan bisnis.
·
Untuk
mengelola dan memelihara hubungan positif, konstruktif dengan Pelanggan.
Sebagai antarmuka utama antara itu dan bisnis, itu harus tetap up to date
dengan semua perkembangan yang relevan.
Layanan Manajemen
tingkat ada untuk memastikan bahwa layanan sepenuhnya menyelaraskan dengan
kebutuhan bisnis dan memenuhi persyaratan pelanggan fungsi, ketersediaan dan
kinerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tingkat layanan yang
dinegosiasikan dan disetujui dengan pelanggan dan semua layanan yang
disampaikan ke tingkat layanan yang telah disetujui yang didefinisikan di dalam
indikator kinerja yang telah disepakati. SLM juga harus memastikan bahwa
layanan terus ditingkatkan mana perbaikan diminta oleh pelanggan dan dapat
dibenarkan dalam hal biaya mereka.
Tujuan dari
proses SLM adalah untuk memastikan bahwa semua layanan yang disampaikan dimonitor
dan diukur terhadap tingkat layanan yang disepakati dan yang hasil dinyatakan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dilaporkan secara teratur untuk bisnis dan
pelanggan.
Beberapa tujuan lain
dari SLM adalah:
·
Untuk
membangun dan mempertahankan hubungan yang efektif dan produktif dengan
pelanggan.
·
Untuk
menentukan dan menyepakati dengan pelanggan tingkat yang diperlukan dari itu
layanan dengan cara yang memahami pelanggan.
·
Mengelola
pelaksanaan layanan untuk memastikan disepakati tingkatan yang dicapai dan
pelanggan yang merasa bahagia dengan apa yang mereka terima.
·
Untuk
memastikan sistem yang terus-menerus untuk memperbaiki tingkat pelayanan jika
organisasi menginginkannya dan biaya dibenarkan dan terjangkau
Konsep dasar dari
manajemen tingkat layanan yaitu menyediakan sebuah jembatan antara penyedia
layanan TI dan bisnis, beroperasi sebagai titik fokus bagi pelanggan dan bisnis
dalam hubungan mereka dengan penyedia layanan itu. Melalui kontak teratur dan
komunikasi, SLM harus mewakili penyedia layanan TI untuk bisnis, dan bisnis
untuk penyedia layanan itu. Dari posisi sentral, SLM mampu membangun hubungan
yang kuat dan efektif antara penyedia layanan TI dan bisnis pelanggan,
mengelola harapan mereka dan memastikan bahwa layanan disampaikan memenuhi atau
melampaui harapan mereka.
Reporting Service
sumber : https://www.jinfonet.com/resources/bi-defined/self-service-bi/ |
Reporting Service
adalah product microsoft untuk membantu dalam membuat report-report dan menyajikannya
dengan mudah. Reporting service ini akan jalan manakala kita membeli product
microsoft SQL Server 2000 ke atas yang sudah include Reporting Service.
Reporting Service hanyalah sebuah service report yang disediakan dalam
pembuatan dan menampilkan report.
Komponen
Reporting Services dibedakan menjadi dua, yaitu komponen server dan komponen
client. Komponen server terbagi menjadi tiga layer, yaitu:
1.
Report
Server.
Berada pada server layer, terdiri dari programming interface, report processor, data processing extension, rendering extension, scheduling & delivery processor, dan delivery extension.
Berada pada server layer, terdiri dari programming interface, report processor, data processing extension, rendering extension, scheduling & delivery processor, dan delivery extension.
2.
Report
Manager.
Berada pada application layer, berfungsi untuk menampilkan laporan dan tools administrasi berbasis web.
Berada pada application layer, berfungsi untuk menampilkan laporan dan tools administrasi berbasis web.
3.
Report
Server Database.
Berada pada data layer. Database ReportServer menyimpan seluruh data yang dibutuhkan oleh Reporting Services, seperti metadata statik, termasuk di dalamnya adalah report definition, data source, user, policy, role, dan report snapshot.
Berada pada data layer. Database ReportServer menyimpan seluruh data yang dibutuhkan oleh Reporting Services, seperti metadata statik, termasuk di dalamnya adalah report definition, data source, user, policy, role, dan report snapshot.
Sedangkan, data
sementara seperti session data dan cache report disimpan pada database
ReportServer TempDB.
Komponen client
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Report
Designer.
Dapat digunakan oleh baik oleh developer ataupun nondeveloper untuk menciptakan laporan. Strategi Business Intelligence mengaplikasikan pembuatan laporan pada seluruh level organisasi yang membutuhkannya, fungsi-fungsi laporan standar seperti grouping, sorting, format report, sudah bukan rahasia developer lagi.
Walaupun demikian, developer tetap diperlukan untuk pembuatan laporan yang lebih kompleks, karena itu Report Designer mendukung VB.NET sehingga developer dapat melakukan pemrograman lebih jauh dalam pembuatan laporan.
Untuk metode pembuatan report yang lebih sederhana lagi, dapat menggunakan Report Builder, sebuah aplikasi client-side untuk menciptakan adhoc report atau laporan yang diciptakan on the fly.
Penggunaan Report Builder cukup user friendly. Walaupun tidak menyertakan seluruh fungsi yang terdapat dalam IDE Visual Studio (yang memang tidak semua fungsi diperlukan untuk pembuatan laporan standard), di dalam Report Builder pengguna dapat memilih data dan mendesain laporan tanpa perlu mengetahui dimana data tersimpan.
Dapat digunakan oleh baik oleh developer ataupun nondeveloper untuk menciptakan laporan. Strategi Business Intelligence mengaplikasikan pembuatan laporan pada seluruh level organisasi yang membutuhkannya, fungsi-fungsi laporan standar seperti grouping, sorting, format report, sudah bukan rahasia developer lagi.
Walaupun demikian, developer tetap diperlukan untuk pembuatan laporan yang lebih kompleks, karena itu Report Designer mendukung VB.NET sehingga developer dapat melakukan pemrograman lebih jauh dalam pembuatan laporan.
Untuk metode pembuatan report yang lebih sederhana lagi, dapat menggunakan Report Builder, sebuah aplikasi client-side untuk menciptakan adhoc report atau laporan yang diciptakan on the fly.
Penggunaan Report Builder cukup user friendly. Walaupun tidak menyertakan seluruh fungsi yang terdapat dalam IDE Visual Studio (yang memang tidak semua fungsi diperlukan untuk pembuatan laporan standard), di dalam Report Builder pengguna dapat memilih data dan mendesain laporan tanpa perlu mengetahui dimana data tersimpan.
2.
Web
Browser.
Untuk menampilkan laporan yang terletak pada web server, dengan cukup mengarahkan web browser untuk mengakses laporan yang terpusat pada web server.
Untuk menampilkan laporan yang terletak pada web server, dengan cukup mengarahkan web browser untuk mengakses laporan yang terpusat pada web server.
3.
Tools
3rd-Party.
Laporan ditampilkan dalam bentuk web based, di mana laporan secara terpusat dan disimpan pada web server dan berjalan pada Microsoft NET Framework.
Laporan ditampilkan dalam bentuk web based, di mana laporan secara terpusat dan disimpan pada web server dan berjalan pada Microsoft NET Framework.
Sesuai dengan
namanya, reporting services khusus menangani laporan. Sehingga laporan terpisah
dari software yang menangani pekerjaan
operasional, hal ini menyebabkan laporan
tidak tergantung lagi dengan software tertentu, walaupun bisa jadi mengambil data source yang sama.
Reporting
Services mampu menggunakan data source yang beragam, seperti OLE DB, Oracle,
Open Database Connectivity (ODBC), sehingga tidak menjadi masalah jika menggunakan
database Oracle misalnya, dan ingin menampilkannya dalam Reporting Services,
walaupun SQL Server tetap digunakan sebagai repository untuk menyimpan metadata
report.
Reporting
Services mendukung life cycle pelaporan sebagai
berikut:
1.
Report
Authoring.
Developer dapat menciptakan laporan untuk dipublikasikan oleh report server dengan menggunakan standar format RDL.
Developer dapat menciptakan laporan untuk dipublikasikan oleh report server dengan menggunakan standar format RDL.
2.
Report
Management.
Definisi laporan, beserta folder dan resources yang dipublikasikan dan diatur sebagai web services.
Definisi laporan, beserta folder dan resources yang dipublikasikan dan diatur sebagai web services.
3.
Report
Delivery.
Penyajian laporan mendukung on-demand (pull) dan pushsubscription (event based). Pengguna dapat melihat laporan di dalam web atau e-mail.
Penyajian laporan mendukung on-demand (pull) dan pushsubscription (event based). Pengguna dapat melihat laporan di dalam web atau e-mail.
4.
Report
Security.
Reporting Services mengimplementasikan model security yang melindungi laporan dan resource.
Reporting Services mengimplementasikan model security yang melindungi laporan dan resource.
Service Continuity and Availability Management
Service
Continuity and Availability Management mempunyai
tujuan yaitu memastikan bahwa
layanan akan tetap berjalan semestinya dalam segala keadaan, termasuk persiapan
jika terjadi insiden, perencanaan
pemulihan bencana dan ketanggapan terhadap ketersediaan layanan.
Kebutuhan pada
domain ini mencakup persyaratan, rencana dan pemantauan dan pengujian kontinuitas
dan ketersediaan layanan.
Persyaratan
kontinutas dan ketersediaan layanan lebih menekankan poin identifikasi kebutuhan
dan kesepakatan dengan pelanggan dan pihak lainnya. Persyaratan kontinuitas dan
ketersediaan layanan menyesuaikan kontrak atau persetujuan antara penyedia
layanan dan pelanggan.
Capacity Management
sumber : https://www.freeimages.com /photo/battery-icon-1241933 |
Capacity management
atau manajemen kapasitas mengacu pada tindakan memastikan bisnis memaksimalkan
potensi kegiatan dan hasil produksi (setiap saat dan dalam semua kondisi). Tujuan utama
manajemen kapasitas adalah untuk memastikan bahwa sumber daya teknologi
informasi berukuran tepat untuk memenuhi persyaratan bisnis saat ini dan masa
depan dengan biaya yang efektif. Kapasitas bisnis mengukur seberapa banyak
perusahaan dapat mencapai, memproduksi, atau menjual dalam periode waktu
tertentu. Seperti contoh-contoh berikut:
·
Sebuah
kafe dapat menyeduh 800 cangkir kopi per hari.
·
Jalur
produksi mobil dapat merakit 250 truk per bulan.
·
Pusat
layanan mobil dapat melayani hingga 40 pelanggan per jam.
·
Sebuah
restoran memiliki kapasitas tempat duduk untuk menampung 100 pengunjung.
Karena kapasitas
dapat berubah dikarenakan berbagai pengaruh (termasuk permintaan musiman ,
perubahan industri, dan peristiwa makroekonomi yang tak terduga) perusahaan
harus tetap gesit untuk terus memenuhi harapan dengan cara yang hemat biaya.
Sebagai contoh, sumber daya bahan baku mungkin perlu disesuaikan, tergantung
pada permintaan dan persediaan saat ini di bisnis.
Menerapkan
manajemen kapasitas juga dapat mencakup kerja lembur, outsourcing operasi
bisnis, pembelian peralatan tambahan, dan penyewaan atau penjualan properti
komersial.
Perusahaan yang
melaksanakan manajemen kapasitas dengan buruk dapat mengalami penurunan
pendapatan karena pesanan yang tidak terpenuhi, gesekan pelanggan, dan
penurunan pangsa pasar. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang mengikuti
pengumuman peluncuran produk baru yang inovatif dengan kampanye pemasaran yang
agresif harus merencanakan dengan sepadan untuk lonjakan permintaan yang
tiba-tiba. Ketidakmampuan untuk mengisi kembali persediaan mitra ritel pada
waktu yang tepat buruk bagi bisnis.
Manajemen
kapasitas juga berarti menghitung proporsi kapasitas ruang yang sebenarnya digunakan
selama periode waktu tertentu. Pertimbangkan sebuah perusahaan yang beroperasi
pada kapasitas maksimum yang menampung 500 karyawan di tiga lantai gedung
perkantoran. Jika perusahaan itu berhemat dengan mengurangi jumlah karyawan
menjadi 300, maka akan beroperasi pada kapasitas 60% (300/500 = 60%). Tetapi
mengingat bahwa 40% dari ruang kantornya tidak digunakan, perusahaan
membelanjakan lebih banyak pada biaya per unit daripada sebelumnya.
Akibatnya,
perusahaan dapat memutuskan untuk mengalokasikan sumber daya tenaga kerjanya
hanya untuk dua lantai dan berhenti menyewa lantai yang tidak digunakan dalam
upaya proaktif untuk mengurangi pengeluaran untuk biaya sewa , asuransi, dan
utilitas terkait dengan ruang kosong.
Manajemen
kapasitas juga berkaitan dengan:
·
Memantau
kinerja dan throughput atau memuat di server, server farm, atau propert.
·
Analisis
kinerja data pengukuran, termasuk analisis dampak rilis baru pada kapasitas.
·
Penyesuaian
kinerja kegiatan untuk memastikan penggunaan infrastruktur yang ada paling
efisien.
·
Memahami
tuntutan pada layanan dan rencana masa depan untuk pertumbuhan beban kerja
(atau penyusutan).
·
Mempengaruhi
permintaan akan sumber daya komputasi.
Perencanaan
kapasitas penyimpanan, perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan sumber
daya infrastruktur koneksi diperlukan selama periode waktu mendatang.
Manajemen
kapasitas berinteraksi dengan disiplin Teknik Kinerja , baik selama persyaratan
dan kegiatan desain membangun sistem, dan ketika menggunakan pemantauan kinerja
sebagai input untuk mengelola kapasitas sistem yang digunakan.
Information Security Management System
sumber : https://markey.id/blog/technology/isms-adalah#ISMS_adalah |
Information security
management system atau sistem manajemen keamanan informasi adalah kebijakan
serta prosedur dalam pengolahan data internal sebuah Lembaga atau organisasi
secara sistematis. Dari pengertian ini dapat dilihat fungsi dari sistem
manajemen keamanan informasi ini dalam hal menjaga keamanan sebuah informasi.
Dengan adanya ISMS data-data akan lebih terlindungi dari pihak luar.
Tujuan ISMS
adalah untuk memperkecil kemungkinan kegagalan serta memastikan keberlangsungan
bisnis dengan aktif membatasi resiko pelanggaran terhadap keamanan informasi.
Dalam pembahasannya. Information Security Management Sistem meliputi perilaku
dan proses pekerja beserta keseluruhan data dan teknologi. Pembahasannya bisa
dibatasi dalam tipe tertentu seperti data customer beserta data lain.
ISMS adalah
sistem keamanan yang merupakan sebuah
metodologi yang memastikan tingkat keamanan data atau informasi. Metodologi ini
dilakukan melalui proses yang telah ditetapkan dan di praktikkan dengan baik.
Dalam konteks ISO/IEC, orang bisa menganggap ISMS sebagai standar yang
bertanggung jawab terhadap praktik keamanan.
Information
Security Management Sistem atau yang
biasa disingkat ISMS adalah sebuah sistem
keamanan yang digunakan untuk melindungi informasi rahasia. ISMS sangat
bisa diandalkan dalam menjaga kerahasiaan suatu informasi Lembaga agar tidak
disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kasus kebocoran
data memang menjadi hal yang paling diantisipasi oleh sebuah Lembaga. Kebocoran
data membuat informasi internal seseorang akan tersebar dan bisa saja disalah
gunakan. FDI (Digital Forensik Indonesia) mengungkapkan setidaknya 7,5 miliar
informasi personal pengguna internet aktif global diretas orang ketiga dalam
kurun waktu 15 tahun terakhir. Dari angka tersebut termasuk didalamnya pengakses
internet yang berasal dari Indonesia. Data-data yang diretas ini disinyalir
diperjualbelikan di dark web dan deep web oleh orang ketiga. Penjualan data
pribadi ini dilakukan secara diam-diam dan menggunakan mata uang kripto sebagai
alat pembayarannya.
Data pribadi yang
diretas meliputi semua informasi rahasia dari pengguna internet. Mulai dari
nama lengkap, nomor ponsel, alamat, kata sandi, surat elektronik bahkan alamat
IP. Kebocoran data ini bukan hanya dari e-commerce saja, namun layanan sosial
speerti Google, Yahoo!, hingga Jobstreet yang bisa dibilang memiliki keamanan
yang baik.
Bukan hanya data
pribadi yang menjadi incaran peretasan, data-data nasional pun tidak lepas dari
incaran para oknum tidak bertanggung jawab. Jika data-data pribadi saja bisa
dijual, apalagi data nasional yang tentunya menjadi incaran para petinggi-petinggi
negara lain. Untuk itu perlu perlindungan lebih terhadap informasi, penerapan
ISMS adalah salah satu solusinya.
Bisnis yang
berdasar atas kepercayaan pasti akan terganggu dengan kebocoran data. Hal ini
karena sistem keamanan belum bisa melindungi data dengan baik. Kerahasiaan data
dan keamanan data internal merupakan prioritas dalam berbisnis. ISMS adalah
salah satu metode yang dapat diterapkan untuk perlindungan dan keamanan data.
Customer Relationship Management
sumber : https://scholarlyoa.com/6-golden-rules-of-customer-service/ |
Customer
Relationship Management (CRM) adalah sebuah pendekatan baru dalam mengelola
hubungan korporasi dengan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat
memaksimumkan komunikasi dan pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang
berbeda. Pendekatan ini memungkinkan untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan
nilai tambah secara terus-menerus kepada pelanggan.
CRM
mengombinasikan kebijakan, proses dan strategi yang diterapkan perusahaan
menjadi satu kesatuan. Penggunaan CRM yaitu untuk melakukan interaksi dengan
pelanggan dan juga untuk menelusuri informasi pelanggan. CRM adalah sebuah
pendekatan baru untuk mengelola hubungan antara korporasi dengan pelanggan
bisnis. Dengan hubungan ini, harapannya terdapat komunikasi dan pemasaran
melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda. Pendekatan ini dilakukan
untuk meningkatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan dan juga nilai tambah
yang terus menerus. Saat ini, implementasi CRM hampir selalu menggunakan
teknologi informasi untuk menarik pelanggan baru yang menguntungkan hingga
mereka memiliki keterikatan pada perusahaan.
CRM dibuat untuk
berbagai tujuan yang pada akhirnya mencapai tujuan akhir bisnis yaitu memperoleh
laba. Inilah tujuan-tujuan dari adanya CRM:
·
Meningkatkan
hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan.
·
Menyediakan
informasi yang lengkap mengenai pelanggan untuk memaksimalkan jalinan hubungan
pelanggan dengan perusahaan melalui penjualan secara up selling dan cross
selling sehingga dapat meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasi,
menarik serta mempertahankan pelanggan yang paling memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
·
Menggunakan
informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang memuaskan dengan
memanfaatkan informasi pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga
dapat menghemat waktu pelanggan.
·
Menghasilkan
konsistensi dalam prosedur dan proses menyalurkan jawaban kepada pelanggan.
CRM terdiri atas
beberapa fase dan tahapan seperti berikut ini :
a.
Memperoleh
Pelanggan Baru atau Acquire
Adapun untuk memperoleh pelanggan baru ini diperlukan beberapa cara :
Adapun untuk memperoleh pelanggan baru ini diperlukan beberapa cara :
o
Memberikan
kenyamanan untuk pelanggan saat membeli produk tertentu yang dibutuhkan,
seperti merespon keinginan pelanggan dengan cepat maupun memberi ketepatan
waktu proses pengiriman terhadap barang pesanan.
o
Melakukan
promosi pada produk yang ditawarkan perusahaan dengan memberikan kesan awal
yang baik untuk pelanggan, sebab hal ini sangat memengaruhi penilaian terhadap
perusahaan.
o
Tujuan
tahapan ini yaitu untuk menawarkan produk dengan baik melalui pelayanan yang
memuaskan pada pelanggan.
b.
Menambah
Nilai Pelanggan atau Enchance
Perusahaan harus dapat menciptakan hubungan erat dengan para pelanggannya melalui cara mendengarkan setiap keluhan pelanggan serta meningkatkan pelayanan. Adapun meningkatkan hubungan pada pelanggan sendiri bisa ditingkatkan melalui.
Perusahaan harus dapat menciptakan hubungan erat dengan para pelanggannya melalui cara mendengarkan setiap keluhan pelanggan serta meningkatkan pelayanan. Adapun meningkatkan hubungan pada pelanggan sendiri bisa ditingkatkan melalui.
o
Up
Selling, yaitu menawarkan produk yang sama namun memiliki kualitas lebih baik.
o
Cross
Selling, yaitu strategi penjualan dengan menawarkan produk pelengkap terhadap
barang yang sudah dimiliki pelanggan.
c.
Mempertahankan
Pelanggan atau Retain
o
Memberikan
pelayanan serta aplikasi pendukung yang bermanfaat dengan begitu hubungan
dengan para pelanggan pun dapat tetap terjaga dengan baik. Pelanggan juga akan
menjadi percaya dengan perusahaan karena mendapatkan pelayanan yang baik.
o
Menyediakan
waktu untuk mendengarkan setiap kebutuhan pelanggan, seperti melayani
ketidakpuasan pelanggan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan
begitu, perusahaan dapat memperbaiki kesalahan demi peningkatan pelayanan.
CRM juga memiliki
beberapa komponen, di antaranya:
1.
Pelanggan
Semua pihak yang akan, pernah, dan sedang menggunakan jasa yang diberikan oleh perusahaan, baik dalam proses melihat, melakukan pembelian maupun maintenance.
Semua pihak yang akan, pernah, dan sedang menggunakan jasa yang diberikan oleh perusahaan, baik dalam proses melihat, melakukan pembelian maupun maintenance.
2.
Hubungan
Saat perusahaan ingin membangun hubungan dengan pelanggan, maka dibutuhkan komunikasi dua arah. Tujuannya adalah untuk memberikan kepuasan jangka panjang pada kedua belah pihak.
Saat perusahaan ingin membangun hubungan dengan pelanggan, maka dibutuhkan komunikasi dua arah. Tujuannya adalah untuk memberikan kepuasan jangka panjang pada kedua belah pihak.
3.
Manajemen
Manajemen hubungan dengan pelanggan fokus pada pengelolaan dan peningkatan hubungan. Dengan adanya hubungan yang solid antara perusahaan dan pelanggan maka akan membantu perusahaan dalam pengembangan keunggulan kompetitif.
Manajemen hubungan dengan pelanggan fokus pada pengelolaan dan peningkatan hubungan. Dengan adanya hubungan yang solid antara perusahaan dan pelanggan maka akan membantu perusahaan dalam pengembangan keunggulan kompetitif.
Supplier Relationship Management
sumber : https://www.ajar.id/post/6-kriteria-supplier-yang-bagus-yang-harus-kamu-ketahui-agar-hotel-semakin-untung |
Supplier Relationship
Management ( SRM ) adalah disiplin perencanaan strategis, dan pengelolaan,
semua interaksi dengan organisasi pihak ketiga yang memasok barang dan / atau
jasa ke organisasi untuk memaksimalkan nilai interaksi tersebut. Dalam
praktiknya, SRM mensyaratkan terciptanya hubungan yang lebih dekat dan lebih
kolaboratif dengan pemasok utama untuk mengungkap dan merealisasikan nilai baru
dan mengurangi risiko kegagalan.
Fokus SRM adalah
mengembangkan hubungan dua arah yang saling menguntungkan dengan mitra pemasok
strategis untuk memberikan tingkat inovasi dan keunggulan kompetitif yang lebih
besar daripada yang dapat dicapai dengan beroperasi secara mandiri atau melalui
pengaturan pembelian transaksi tradisional.
SRM membutuhkan
konsistensi pendekatan dan seperangkat perilaku yang jelas yang menumbuhkan
kepercayaan dari waktu ke waktu. SRM yang efektif membutuhkan tidak hanya
melembagakan cara-cara baru untuk berkolaborasi dengan pemasok utama, tetapi
juga secara aktif membongkar kebijakan dan praktik yang ada yang dapat
menghambat kolaborasi dan membatasi nilai potensial yang dapat diperoleh dari
hubungan pemasok utama. Pada saat yang sama, SRM harus melibatkan perubahan
timbal balik dalam proses dan kebijakan di pemasok.
Beberapa komponen
dari SRM, antara lain :
·
Struktur
organisasi
Sementara tidak ada satu model yang benar untuk menggunakan SRM di tingkat
organisasi, ada set elemen struktural yang relevan dalam sebagian besar
konteks:
Tim atau kantor SRM formal di tingkat perusahaan. Tujuan dari grup tersebut
adalah untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan kegiatan SRM lintas fungsi dan
unit bisnis. SRM secara inheren lintas fungsional, dan membutuhkan kombinasi
keterampilan komersial, teknis, dan interpersonal yang baik. Keterampilan
"lunak" seputar komunikasi, mendengarkan, memengaruhi, dan mengelola
perubahan ini sangat penting untuk mengembangkan hubungan kerja yang kuat dan
saling percaya.
Peran sebagai Relationship Manager atau Manajer Akun Pemasok resmi.
Orang-orang tersebut sering duduk di dalam unit bisnis yang paling sering
berinteraksi dengan pemasok itu, atau dapat diisi oleh manajer kategori dalam
fungsi pengadaan. Peran ini dapat berupa posisi penuh waktu dan berdedikasi,
meskipun tanggung jawab manajemen hubungan dapat menjadi bagian dari peran yang
lebih luas tergantung pada kompleksitas dan pentingnya hubungan pemasok (lihat
Segmentasi Pemasok). Manajer SRM memahami bisnis dan tujuan strategis pemasok
mereka, dan dapat melihat masalah dari sudut pandang pemasok sambil
menyeimbangkan persyaratan dan prioritas organisasi mereka sendiri.
Sponsor eksekutif dan, untuk hubungan pemasok strategis yang kompleks,
komite pengarah lintas fungsi. Individu-individu ini membentuk hubungan yang
jelas antara strategi SRM dan strategi bisnis keseluruhan, berfungsi untuk
menentukan prioritas relatif di antara berbagai tujuan perusahaan ketika mereka
berdampak pada pemasok, dan bertindak sebagai badan penyelesaian sengketa.
·
Tata
Kelola
Kantor SRM dan fungsi rantai pasokan biasanya bertanggung jawab untuk
mendefinisikan model tata kelola SRM, yang mencakup kerangka kerja tata kelola
yang jelas dan disepakati bersama untuk beberapa pemasok strategis tingkat
atas. Tata kelola yang efektif harus terdiri tidak hanya penunjukan sponsor
eksekutif senior baik pada pelanggan dan pemasok dan manajer hubungan yang
berdedikasi, tetapi juga model tatap muka yang menghubungkan personel dalam
bidang teknik, pengadaan, operasi, kualitas dan logistik dengan mitra pemasok
mereka; pertemuan rutin perencanaan dan tinjauan ulang operasional dan
strategis; dan prosedur eskalasi yang terdefinisi dengan baik untuk memastikan
penyelesaian masalah atau konflik dengan cepat di tingkat organisasi yang
sesuai.
Manajemen hubungan pemasok yang efektif memerlukan analisis di seluruh perusahaan
tentang kegiatan apa yang harus dilakukan dengan masing-masing pemasok. Praktik
umum menerapkan pendekatan "satu ukuran untuk semua" untuk mengelola
pemasok dapat memperluas sumber daya dan membatasi nilai potensial yang dapat
diperoleh dari hubungan pemasok strategis. [6] Segmentasi pemasok, sebaliknya,
adalah tentang menentukan jenis interaksi yang akan dilakukan dengan berbagai
pemasok, dan cara terbaik untuk mengelola interaksi tersebut, tidak hanya
sebagai rangkaian transaksi silo yang tidak terhubung, tetapi secara
terkoordinasi di seluruh perusahaan. Pemasok dapat disegmentasi, tidak hanya
dengan pengeluaran, tetapi oleh total nilai potensial (diukur di berbagai
dimensi) yang dapat diwujudkan melalui interaksi dengan mereka. Selanjutnya,
pemasok dapat disegmentasi berdasarkan tingkat risiko di mana realisasi nilai
tersebut tunduk.
·
Kegiatan
Bersama
Kegiatan bersama dengan pemasok dapat mencakup:
·
KTT
pemasok, yang menyatukan semua pemasok strategis untuk berbagi strategi perusahaan,
memberikan umpan balik pada program manajemen hubungan pemasok strategis, dan
mengumpulkan umpan balik dan saran dari pemasok utama.
·
Pertemuan
eksekutif-ke-eksekutif
·
Pertemuan
perencanaan bisnis strategis, di mana para pemimpin hubungan dan pakar teknis
bertemu untuk membahas peluang bersama, penghalang jalan potensial untuk
kolaborasi, kegiatan dan sumber daya yang diperlukan, dan berbagi strategi dan
tren pasar yang relevan. Pertemuan perencanaan bisnis bersama seringkali
disertai dengan proses yang jelas untuk menangkap ide dan inovasi pemasok,
mengarahkannya ke pemangku kepentingan yang relevan, dan memastikan bahwa
mereka dievaluasi untuk kesesuaian komersial, dan dikembangkan dan
diimplementasikan jika dianggap layak secara komersial.
·
Tinjauan
bisnis operasional, di mana orang-orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan
hubungan sehari-hari meninjau kemajuan atas inisiatif bersama, kinerja
operasional, dan risiko.
·
Nilai
Pengukuran
SRM memberikan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan bakat dan ide dari
mitra pemasok utama dan menerjemahkannya ke dalam penawaran produk dan layanan
untuk pelanggan akhir. Salah satu alat untuk memantau kinerja dan
mengidentifikasi bidang-bidang untuk peningkatan adalah kartu skor kinerja dua
arah bersama. Balanced scorecard mencakup campuran tindakan kuantitatif dan
kualitatif, termasuk bagaimana peserta utama memandang kualitas hubungan. KPI
ini dibagi antara pelanggan dan pemasok dan ditinjau bersama, mencerminkan
fakta bahwa hubungan itu bersifat dua arah dan kolaboratif, dan bahwa kinerja
yang kuat di kedua belah pihak diperlukan untuk menjadi sukses. Organisasi maju
melakukan kartu skor 360 derajat, di mana pemasok strategis juga disurvei untuk
mendapatkan umpan balik tentang kinerja mereka, yang hasilnya dimasukkan ke
dalam kartu skor.
Praktik organisasi-organisasi terkemuka adalah melacak penghematan SRM
spesifik yang dihasilkan pada tingkat pemasok individu, dan juga pada tingkat
program SRM agregat, melalui sistem pengukuran manfaat pengadaan yang ada.
Bagian dari tantangan dalam mengukur dampak keuangan SRM adalah bahwa ada
banyak cara SRM dapat berkontribusi terhadap kinerja keuangan. Ini termasuk
penghematan biaya (misalnya, harga pelanggan yang paling disukai, upaya bersama
untuk meningkatkan desain, manufaktur, dan pengiriman layanan untuk efisiensi
yang lebih besar); peluang pendapatan tambahan (misalnya, mendapatkan akses
awal atau eksklusif ke teknologi pemasok inovatif; upaya bersama untuk
mengembangkan produk, fitur, kemasan, dll. menghindari kehabisan stok melalui
perkiraan permintaan bersama); dan peningkatan manajemen risiko. Dalam sebuah
studi Vantage Partners 2004, responden melaporkan bahwa rata-rata, mereka dapat
menghemat lebih dari $ 43 juta untuk keuntungan mereka dengan menerapkan
praktik terbaik manajemen hubungan pemasok.
·
Kolaborasi
Sistematis
Dalam praktiknya, SRM memperluas ruang lingkup interaksi dengan pemasok utama di luar transaksi jual-beli tradisional untuk mencakup kegiatan bersama lainnya yang didasarkan pada perubahan.
Dalam praktiknya, SRM memperluas ruang lingkup interaksi dengan pemasok utama di luar transaksi jual-beli tradisional untuk mencakup kegiatan bersama lainnya yang didasarkan pada perubahan.
·
Berbagi
informasi lebih disiplin dan sistematis, dan sering diperluas
·
Perkiraan
permintaan bersama dan rekayasa ulang proses (telah membuka penghematan 10-30
persen untuk organisasi terkemuka).
·
Teknologi
Dan Sistem
Ada banyak sekali solusi teknologi yang dimaksudkan untuk mengaktifkan SRM.
Sistem ini dapat digunakan untuk mengumpulkan dan melacak data kinerja pemasok
di seluruh situs, unit bisnis, dan / atau wilayah. Manfaatnya adalah gambaran
yang lebih komprehensif dan objektif tentang kinerja pemasok, yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan sumber yang lebih baik, serta
mengidentifikasi dan mengatasi masalah kinerja pemasok sistemik. Penting untuk
dicatat bahwa perangkat lunak SRM, meskipun berharga, tidak dapat
diimplementasikan dengan tidak adanya struktur bisnis lainnya dan perubahan
proses yang direkomendasikan sebagai bagian dari penerapan SRM sebagai
strategi.
Sumber :
http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2121/4/BAB_II.pdf
http://mjriyanto.blogspot.com/2016/06/service-portofolio-management.html
http://ributocktafiani.blogspot.com/2016/06/service-level-management.html
https://asepsmukti.blogspot.com/2007/10/apa-itu-reporting-service.html
https://j3ck3y.wordpress.com/2008/05/09/reporting-services-pada-sql-server/
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/104238/jurnal_eproc/penilaian-kesiapan-service-continuity-and-availability-management-pada-direktorat-sistem-informasi-universitas-telkom-menggunakan-iso-iec-20000-dan-cobit-5.pdf
https://www.investopedia.com/terms/c/capacity-management.asp
https://en.wikipedia.org/wiki/Capacity_management
https://markey.id/blog/technology/isms-adalah#ISMS_adalah
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-tujuan-manfaat-crm-dalam-bisnis/
Komentar
Posting Komentar